Kamis, 06 November 2014

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PEMISAHAN ANALITIK



LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PEMISAHAN ANALITIK
PERCOBAAN I
 PEMISAHAN MINUMAN BERALKOHOL (TOPI BINTANG)
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DESTILASI

BAB I

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Sekarang ini minuman beralkohol sangat banyak merajalela secara bebas di pasaran. Hal ini tentu saja meresahkan beberapa kalangan terutama orang tua. Dengan beredarnya minuman beralkohol secara bebas dapat menimbulkan berbagai ancaman di masyarakat. Misalnya semakin maraknya pencurian, pemerkosaan, tawuran dan tindak kriminal lainnya. Hal ini tidak dapat dipungkiri adanya. Bahkan saat ini bukan hanya orang dewasa saja yang mengkonsumsi minuman beralkohol, melainkan kalangan remaja tidak sedikit yang menjajaki minuman ini. Seolah-olah sudah menjadi tren di kalangan masyarakat bagi para remaja.
Kadar alkohol dalam minuman beralkohol sangat perlu diperhatikan. Karena tidak semua minuman beralkohol dapat memabukkan, tergantung dari kadar alcohol yang terkandung dalam minuman tersebut. Beberapa orang dewasa masih membudayakan minum minuman beralkohol sebagai penambah stamina, namun dalam jumlah yang minim.
Dengan mengetahui kadar suatu minuman beralkohol, maka para orang dewasa dapat berhati-hati dan dapat menghindari minuman beralkohol yang dapat mengakibatkan kemabukan. Destilasi merupakan cara yang efektif digunakan untuk mengetahui kadar alkohol dari suatu minuman beralkohol. Sehingga dalam praktikum ini dilakukan proses destilasi pada minuman beralkohol (Topi Bintang).
B.  Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari prkatikum ini adalah:
a.      Dapat merangkai alat untuk alat destilasi sederhana dan memahami prinsip kerja dari destilasi sederhana.
b.     Dapat menggunakan alat untuk pemisahan atau pemurnian suatu zat dengan cara destilasi sederhana.
C.  Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan dalam praktikum ini adalah pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih komponen larutan yang akan dipisahkan, dimana analit yang memiliki titik didih yang rendah akan menguap lebih awal.

















BAB II
LANDASAN TEORI
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandrialah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke4. Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli ahli kimia Islam pada masa Kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh AlRazi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar, ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai 5 saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh AlKindi (Risyanti, 2009 dalam Sarifudin, 2010).
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton (Rudi, 2013).
Destilasi  merupakan proses pemisahan yang berdasarkan perbedaan titik didih dari komponen-komponen yang akan dipisahkan. Destilasi sering digunakan dalam proses isolasi komponen, pemekatan larutan, dan juga pemurnian komponen cair. Proses distilasi didahului dengan penguapan senyawa cair dengan pemanasan, dilanjutkan dengan pengembunan uap yang terbentuk dan ditampung dalam wadah yang terpisah untuk mendapatkan distilat. Dasar proses destilasi adalah kesetimbangan senyawa volatil antara fasa cair dan fasa uap.
Bila zat non volatil dilarutkan kedalam suatu zat cair, maka tekanan uap zat cair tersebut akan turun. Pada larutan yang mengandung dua komponen volatil yang dapat bercampur sempurna, maka tekanan uap masing-masing komponen akan turun. Hukum Raoult menyatakan bahwa tekanan uap masing-masing komponen berbanding langsung dengan fraksi molnya (Sofyan, 2010).
Secara umum penguapan berarti berubahnya fase zat dari zat cair menjadi uap. Penguapan juga berarti perpindahan massa zat cair ke atas dengan adanya gradien temperatur antara permukaan zat cair dengan udara diatasnya. Hal ini merupakan peristiwa konveksi alami. Konveksi alami terjadi akibat adanya efek gaya apung yang bekerja pada fluida. Efek gaya apung merupakan mekanisme yang terjadi karena adanya gradient massa jenis. Massa jenis akan menurun jika temperatur fluida meningkat, begitu juga sebaliknya temperatur meningkat maka masssa jenis   fluida akan menurun. Fluida  yang ringan (memiliki massa jenis yang rendah) akan menempati posisi yang lebih diatas. Sehingga jika terus menerus diberi panas maka temperatur fluida akan terus   meningkat dan massa jenisnya akan terus menurun dan terjadilah penguapan (Catrawedarma, 2008).
Larutan non ideal dapat menunjukkan perilaku yang rumit, campuran yang menunjukkan penyimpangan negatif, besar dari hukum raoult (yaitu jika gaya tarik zat terkarut-pelarut sangat kuat) akan memiliki titik didih maksimum. Larutan pada maksimum ini disebut azeotrop didih-maksimum. Campuran yang memperlihatkan penyimpangan posistif besar bagi perilaku ideal dapat menunjukkkan titik didih minimum yang disebut azeotrop didih-minimum. Etil alkohol dan air membentuk azeotrop seperti ini dengan titik didih normal 78.17 0C dan komposisi 4% air bedasar massa. Dalam hal ini, daya tarik antara sesama molekul aiar lebih kuat dari pada gaya tarik antara etil alkohol dan air, sehingga larutan mendidih pada ushu yang lebih rendah dari pada komponen murninya (Suminar,2003).
Kerusakan pada system mekanika pompa atau tenaga penggerak yang berhenti dapat menyebabkan air pendingin tidak cukup atau tidak mengalir kedalam kondensor. Air pendingin pada kondensor digunakan untuk mencairkan uap panas yang naik ke bagian atas kolom destilasi, secara garis besar air pendingin digunakan untuk menyerap panas dari system kolom destilasi. Dalam proses destilasi cairan yang meninggalkan kondensor dibagi atas dua bagian, cairan yang pertama ialah produk destilasi (over head product) dan cairan yang kembali kedalam kolom destilasi yang disebut refluks. Jika air pendingin tidak mengalir kedalam kondensor, keadaan ini dapat merusak kondensor, karena menyebabkan pemanasan yang berlebihan didalam kondensor. Pemanasan yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya kerak dan penyumbatan pada kondensor atau merusak kondensor. Sebagai akibat terhentinya aliran air pendingin ke dalam kondensor, tidak ada refluks yang kembali ke dalam kolom destilasi. Selanjutnya keadaan ini menyebabkan kenaikan temperatur pada bagian atas kolom destilasi (top temperatur). Kenaikan temperatur pada bagian atas kolom destilasi menyebabkan produk destilat (over head product) lebih banyak mengandung komponen pada titik didih yang tinggi (heavy component), karena tanpa air pendingin produk destilat tidak dapat dikondensasikan (Ritonga, 2008).
 


 BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.  Alat  dan Bahan
1.   Alat
Alat-alat yang digunakan pada kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut:
·       Satu set alat destilasi (labu destilasi, kondensor, labu erlenmeyer, thermometer bersumbat gabusm, adaptor, statif dan klem, slang karet.
·       Elektromatel
·       Gelas ukur 100 ml
·       Gelas kimia
·       Alkoholmeter
2.   Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum ini yaitu sebagai berikut:
·       Minuman beralkohol (Topi Bintang)
·       Aquades





B.  Prosedur Kerja
Alat destilasi


 



-        Dirangkai
Rangkaian alat destilasi
 


-        Labu destilasi diisi dengan dengan minuman beralkohol (jenever) sebanyak 200 mL
-        Dijalankan air melalui kondensor
-        Dipanaskan labu destilasi pada temperatur yang sesuai.
-        Dikontrol kenaikan temperatur pada termometer (suhu harus sesuai dengan sampel yang didestilasi).
-        Dibaca titik didih destilat
-       
Destilat
 


-        Dilakukan proses destilasi sampai destilat tidak keluar lagi
-        Diukur volumer destilat yang diperoleh
-        Dihitung rendemen dan kadar alkoholnya
Rendemen =  17 %
Kadar alkohol = 58,82 %
 





BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.    Data Pengamatan
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Setelah alat destilasi dirangkai, labu destilasi diisi dengan minuman beralkohol (Topi Bintang) sebanyak 200 mL
-
2
Dimasukkan beberapa butir batu didih dan air di jalankan melalui kondensor kemudian labu destilasi dipanaskan pada temperatur 78oC
Mendidih, dan destilat mulai keluar
3
Pada suhu konstan 90oC
Destilat tidak keluar lagi
4
Diukur kadar alkohol menggunakan alkoholmeter
Kadar alkohol 20%





Keterangan :
1.     Elektromantel
2.     Labu alas bulat
3.     Termometer
4.     Konektor (penghubung)
5.     Air keluar
6.     Kondensor
7.     Konektor (penghubung)
8.     Tutup gabus
9.     Erlenmeyer
10.  Air masuk
B.  Perhitungan
Rendemen      =      x 100 %
                         =   x 100%
                         = 17 %
% pengukuran alkoholmeter setelah penambahan air hingga 100 mL = 20 %.
Untuk % destilat (x) adalah:
34 mL . x = 100 x 20 %
      x =  
         = 58,82 %
Sehingga % destilat adalah 58,82 %.
C.  Pembahasan
Destilasi merupakan salah satu jenis pemurnian atau pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan titik didih cairan komponen yanakan dipisahkan atau dimurnikan. Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli ahli kimia Islam pada masa Kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh AlRazi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro.
Destilasi ada dua jenis yaitu destilasi sederhana dan destilasi bertingkat. Destilasi sederhana digunakan untuk pemisahan campuran yang mempunyai perbedaan titik didih yang agak besar, jika titik didih antar komponen berdekatan maka digunakan destilasi bertingkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu proses destilasi sederhana salah satunya adalah penempatan thermometer. Apabila penempatan thermometer tidak benar maka uap cairan yang didestilasi dapat berkumpul pada bagian bawah thermometer dan akan mengembun lalu cairan akan jatuh pada labu alas bulat sehingga tidak akan diperoleh sebagai destilat. Suhu thermometer yaitu suhu yang tidak dijaga dapat menyebabkan semua komponen dalam campuran akan menguap dan akan diperoleh sebagai destilat yang tidak murni.
Dalam rangkaian serta proses penerapannya destilasi, destilasi memiliki bagian-bagian dari rangkaiannya yang memiliki fungsi masing – masing dalam proses memurnikan atau memisahkan zat dari komponen zat cair lainnya. Bagian-bagian destilat secara umum meliputi labu alas bulat, berfungsi sebagai tempat larutan uang akan didestilasi, kondensor digunakan sebagai pendingin uap yang dihasilkan dari hasil pemanasan sehingga menjadi cair kembali, selang keluar berfungsi sebagai tempat aliran air yang keluar, selang masuk sebagai tempat aliran air yang akan masuk pada permukaan luar kondensor, pipa konektor berfungsi sebagai penghubung antara kondensor dengan wadah penampung (Erlenmeyer), sementara Erlenmeyer berfungsi sebagai wadah penampung hasil destilasi (destilat), serta termometer untuk mengukur suhu penguapan.
Selain itu pada saat destilasi ada penambahan batu didih, hal ini berguna untuk mencegah tumbukan suatu cairan selama pemisahan dibawah tekanan atmosfer. Batu didih ini akan mengeluarkan udara sedikit sehingga menyebabkan pendidihan yang teratur. Batu didih juga harus ditambahkan pada saat cairan masih dingin sebelum pemisahan dimulai, karena jika batu didih ditambahkan dalam cairan yang sedang dipanaskan maka perubahan yang mendadak dapat menghasilkan semprotan dan kadang-kadang sejumlah cairan keluar dari mulut labu.
Pada percobaan kali ini adalah mengamati proses destilasi pada larutan campuran perbedaan titik didih. Dimana titik didih adalah suatu titik dimana suatu zat atau molekul dapat mengalami pendidihan pada tekanan konstan atau suhu yang diperlukan untuk memutuskan ikatan antar molekul didalamnya. Sampel yang didestilasi adalah minuman beralkohol, Topi Bintang. Titik didih dari komposisi ini jauh berbeda, dimana titik didih alkohol   78oC, sedang titik air adalah 100oC. Selain titik didihnya yang rendah alkohol juga merupakan larutan volatile, mudah menguap terlebih lagi jika dipanaskan akan menghasilkan uap pada saat  mencapai titik didihnya. Alkohol akan menguap terlebih dahulu dibanding air karena alkohol memiliki titik didih yang lebih rendah yaitu 78oC.
Dengan proses pemanasan yang kontinu ini akan mengakibatkan ikatan antar molekul H2O dan C2H5OH terputus. Terputusnya ikatan ini mengakibatkan molekul alkohol terpisah dari H2O menjadi fasa uap yang geraknya cenderung tidak beraturan dan lama kelamaan geraknya semakin cepat.
Dalam proses destilasi cairan yang meninggalkan kondensor dibagi atas dua bagian, cairan yang pertama ialah produk destilasi (over head product) dan cairan yang kembali kedalam kolom destilasi yang disebut refluks. Jika air pendingin tidak mengalir kedalam kondensor, keadaan ini dapat merusak kondensor, karena menyebabkan pemanasan yang berlebihan didalam kondensor. Pemanasan yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya kerak dan penyumbatan pada kondensor atau merusakkondensor. Sebagai akibat terhentinya aliran air pendingin kedalam kondenser, tidak ada refluks yang kembali kedalam kolom destilasi. Selanjutnya keadaan ini menyebabkan kenaikan temperatur pada bagian atas kolom destilasi (top temperatur). Kenaikan temperatur pada bagian atas kolom destilasi menyebabkan produk destilat (over head product) lebih banyak mengandung komponen pada titik didih yang tinggi (heavy component), karena tanpa air pendingin produk destilat tidak dapat dikondensasikan.
Pada pengamatan ini, alkohol murni yang dihasilkan pada percobaan kali ini sebanyak 20% setelah diukur menggunakan alkoholmeter. Dan diperoleh rendemen sebesar 17 %. Adapun % destilat yang diperoleh adalah sebesar 58,82%.




















BAB V
SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.       Destilasi sederhana merupakan salah  satu teknik pemisahan dan pemurnian suatu campuran berdasarkan perbedaan titik didihnya.
2.       Peralatan destilasi terdiri dari thermometer, pemanas, labu alas bulat, kondensor, adaptor, dan erlenmeyer
3.       Kadar alkohol dalam minuman beralkohol Topi Bintang adalah sebesar 58,82%.














DAFTAR PUSTAKA
Catrawedarma. 2008. Pengaruh Massa Air Baku Terhadap Performansi Sistem Destilasi. Jurnal Ilmiah Mesin CAKRAM. Vol. 2. No. 2. Denpasar.

Ritonga, Yusuf. 2008. Destilasi Praktis-2. Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara.

Rudi, La. 2013. Buku Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Kendari: FKIP Unhalu.

Sarifudin, Asep. 2010. Alat Destilasi Sederhana Sebagai Wahana Pemanfaatan Barang Bekas Dan Media Edukasi Bagi Siswa SMA Untuk Berwirausaha di Bidang Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Sofyan. 2010. Destilasi. http://forum.um.ac.id/index.php?topic=23803.0. (Diakses tanggal 10 Jui 2013).

Suminar, 2003. Prinsip-Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Ke Empat  Jilid 2. Erlangga. Jakarta.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar